Keinginan masyarakat tersebut
di respon positif oleh seorang alumni Ma’had Aly Darul-Mustofa Tarim,
hadramaut, Yaman, Drs. H. SUAIDI MASTUR. Untuk itu beliau mendirikan sebuah
lembaga pendidkan keagamaan yang di sebut PONDOK PESANTREN DARUL-KHAIRAT.
Momen tersebur tercatat pada 17 Rabi’ul Awal 1419 H bertepatan dengan 12 Juni
1998 M.
Drs. H. SUAIDI MASTUR adalah
seorang pemuda kelahiran Madura yang lahir pada 3 Maret 1965 di desa Tlangoh
Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan , Jawa Timur. Beliau adalah salah
seorang putra dari kiai Mastur Bahri, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Dasuki,
Bangkalan, Jawa Timur, Suaidi Krcil mendapat bimbingan keagamaan langsung dari
kedua orang tuanya. Ketika berusia 6 tahun, suaidi mastur SD di desanya.
Setelah tamat dari SD melanjutkan pendidikannya ke Pondok Nurul-Kholil,
Bangkalan selama 6 tahun sambil sekolah di MTs N dan MAN Bangkalan. Setelah
itu, Beliau melanjutkan pendidkan ke fakultas Syari’ah, jurusan Muamalat
Jinayat IAIN Sunan Ampel, Surabaya.
Setelah selesai belajar di
IAIN pada 1992, beliau di ajak merantau ke Pontianak oleh Pengasuh Pondok
Pesantren Nurul-Kholil, Kiai Zubair Muntashor. Di sini lah bertemu jodoh dengan
seorang gadis Pontianak, Sri Wahyuni, Putri dari Pengasuhan susu sapi, M. Djani
Aspari. Setelah mempunyai seorang anak, Drs. H. SUAIDI MASTUR di tawari untuk
melanjutkan Pendidikan ke Timur Tengah. Lembaga Pendidkan yang di pilih adalah
Ma’had Aly Darul-Mustofa, Tarim , Hadramaut, Yaman .
Setelah belajar selama 1
tahun 7 bulan, beliau kembali ke Indonesia. Kepulangannya ini di sambut oleh
masyarakat dengan memintanya mengamalkan ilmu-ilmu yang telah diperolehnya
selama ini dengan mendirkan Pondok Pesantren. Gayung pun bersambut, keinginan
Masyarakat tesebut direspon dengan baik oleh Drs. H. SUAIDI MASTUR. Beliau pun
mendirikan Pondok Pesantren yang di beri nama DARUL-KHAIRAT. Peristiwa
monumental tercatat pada tanggal 17 Rabi’ul Awal 1419 H, bertepatan dengan
tanggal 12 Juni 1998.
Pada awal berdiri, jumlah
santri yang belajar di Pondok Pesantren Darul-Khairat hanya 6 orang yang
berasal dari sekitar Pondok Pesantren. Materi yang di berikan hanya
belajar mengaji Al-Quran. Sekarang Pondok Pesantren ini telah berkembang,
santri yang belajar bukan hanya di daerah kota Pontianak saja, tapi ada juga
yang datang dari kota-kota lain di Kalimantan barat. Sehingga lembaga pendidkan
yang di dirikan pun ikut berkembang. Dari semula hanya pengajian Al-Quran, kini
telah memiliki berbagai macam pendidikan, yaitu Taman Pendidikan Al-Quran,
Madrasah Diniyah (Awwaliyah, Wustho, dan Ulyah), Madrasah Tsanawiyah, dan
Madrasah ‘Aliah.
Kategori: Sejarah
Kategori: Sejarah
0 Komentar "Sejarah"